Rabu, 22 Mei 2013

Makalah Interaksi Desa ke Kota Ekonomi Pembangunan


Interaksi Desa dan Kota



BAB I
PENDAHULIAN

1.1  LATAR BELAKANG

Apabila kita bebrbicara mengenai terjadinya kontak atau hubungan antara dua wilayah atau lebih dan eari hasil kontak itu timbul siatukenyataan yang baru dalam wujud tertentu, maka apa yang sedang atau yang telah terjadi itu dapat di artikan sebagai interaksi.
Interkasi ini dapat dilihat sebagai suatu proses social, proses ekonomi, proses budaya ataupun proses politik dan sejenisnya yang lambat atataupun cepat dapt menimbulkan suatu realita atau kenyataan.
Interaksi antara desa dan kota dapat terjadi karena berbagai factor atau unsure tang ada dalam desa,dalam kota dan di antara desa dan kota. Kemajuan masyarakat desa, perluasan jaringan jalan desa-kota, integrasi atau pengaruh kota terhadap desa, kebutuhan timbal-balik desa-kota telah mengacu interaksi desa-kota secara bertahap dan efektif.dengan adanya kemajuan-kemajuan dibidang perhubungan damn lalu lintas antar daerah, mak sifat isolasi desaberangsur-angsur berkurang. Desa-desa yang dekat dengan kota telah banyak mendapat pengaruh kota, sehingga persentase penduduk desa yang bertani berkurang dan baralih diri dengan pekerjaan yang nonagraris. Daerah-daerah pedesaan di perbatasan kota yang dipengaruhi oleh tata kehidupan kota disebut dengan “run-ban areas” , seingkatan dari rural urbanareas.
Petani-petani di daerah “rurban” ini pada umumnya keadaannya lebih maju dari petani dari daerah, hal ini disebabakan:
1.                  Jarak yang dekat dengan kota, sehingga frekuensi pergaulan antara warga kota dengan warga desa boleh dikatakan sangan tinggi. Berita-berita melalui surat kabar dan radioa transisitor dapat sampai ke daerah dengan cepat.
2.                  Kemungkinan bersekolah bagi anak-anak desa di daerah ruruban ini lebih besar daripada daerah-daerah desa yang jauh dari kota.
3.                  Kesempatan memproleh mata pencaharian tambahan di kota dimungkinkan denganadanya letak yang berdekatan dengan kota,
(Binarto, 1977:38)
            Perkembangan ini juga mempengaruhi bidang –bidang lain, seperti pendidikan dan perdagangan. Gedung-gedung sekola dapat didirikan juga di desa-desa yang letaknya jauh dari kota, dan para pengajarnya dapat dating bertugas dari kota kecamatan dan kota kabupaten.
Modernisasi juga telah banyak membawa perubahan cara hidup warga desa dan warga kota khususnya, dan warga negara Indonesia umunya. Kemajuan di bidang pendidikan, teknologi, sosial-ekonomi, budaya dalam beberapa Pelita telah meningkatkan tingkat hidup warga desa dan warga kota.
Pengaruh kota di tengah-tengah atau sekitar pedesaan semakin bayak terasa dan Nampak semakin jelas. Rakyat Indonesia telah ikut mengubah wajah pedesaan. Panjang jalan, kelas jalan, kepadatan jalan di daerah pedesaan telah mengalami peningkatan, juga jenis dan jumlah kendaraan bermotor telah menjangkau desa-desa. Ini berate bahwa frekuensi lalu-lintas, perdagangan dan frekuensi kontak sosial uikut meningkat.
Interaksi yang timbul antara desa dan kota itu telah menimbulkan beberapa gejala sosial, eknomi, budaya, dan politik di desa, di kota dan disepanjang jalur hubungan antara desa-kota. Beberapa aspek mengenai kehidupan keluarga, pendidikan keluarga, pemukiman desa dan kota, lingkungan pedesaan dan kota, mata pencaharian warga desa dan kota menunuukkan corak yang berbeda. Berbagai keserasian dan juga berbagai kesenjangan timbul. Oleh karena itu desa dankota kita masih mencari jalan ke arah keserasian.

1.2         Rumusan Masalah
1)      Apakah yang dimaksud dengan interaksi?
2)      Apakah yang dimaksud dengan kota dan desa?
3)      Bagaiman perbedaan potensi desa dan kota?
4)      Bagaimana Interaksi desa dan kota?
1.3   Tujuan
1)      Mengetahui definisi dari interaksi.
2)      Mengetahui definisi desa dan kota.
3)      Mengetehui potensi yang dimekiki desa dan kota.
4)      Mengetahui hubungan antara desa dan kota.














BAB II
DASAR TEORI
2.1 Interakasi
2.1.1 Definisi Interaksi
Manusia dalam hidup bermasyarakat, akan saling berhubungan dan saling membutuhkan satu sama lain. Kebutuhan itulah yang dapat menimbulkan suatu proses interaksi sosial.
Maryati dan Suryawati (2003) menyatakan bahwa, “Interaksi sosial adalah kontak atau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok” (p. 22). Pendapat lain dikemukakan oleh Murdiyatmoko dan Handayani (2004),
“Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial” (p. 50).
“Interaksi positif hanya mungkin terjadi apabila terdapat suasana saling mempercayai, menghargai, dan saling mendukung” (Siagian, 2004, p. 216).
Berdasarkan definisi di atas maka, penulis dapat menyimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu hubungan antar sesama manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain baik itu dalam hubungan antar individu, antar kelompok maupun atar individu dan kelompok.
2.1.1 Faktor-faktor Interaksi
Interaksi sosial pada manusia kepada manusia lainnya dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti berbicara, bertatap muka, bertransaksi dagang, belajar pada orang lain, menyakiti orang lain, dan lain sebagainya. Interaksi sosial antar individu merupakan proses yang rumit dan kompleks yang melibatkan faktor-faktor psikologis berikut di bawah ini
1.      Imitasi adalah meniru orang lain mulai dari sikap, perilaku, gaya, cara berfikir, penampilan, keterampilan, kemampuan, dan lain-lain. Imitasi yang baik perlu didahului oleh penerimaan, penghormatan, pengaguman, dll pada sesuatu yang hendak ditiru tersebut.
2.      Sugesti adalah mempengaruhi seseorang atas suatu pandangan, pemahaman, sikap, dsb ketika yang menerima sugesti dalam keadaan tidak berpikir rasional karena diberi sugesti oleh orang yang dikagumi, dihormati, berwibawa, karismatik, pemuka agama, penguasa, golongan mayoritas, dan lain sebagainya.
3.      Simpati adalah ketertarikan seseorang kepada orang lain yang seolah-olah merasakan perasaan orang lain. Contoh : Membantu korban bencana alam.
4.      Empati adalah rasa simpati yang sangat mendalam yang mampu memberikan pengaruh pada kejiwaan dan atau fisik seseorang. Contoh : rasa rindu yang terlalu dalam bisa menyebabkan seorang gadis menjadi panas dingin akibat tidak direstuinya hubungan cinta dengan kekasihnya.
5.      Identifikasi adalah imitasi yang mendalam sehingga ingin menjadi sama dengan pihak lain baik secara disengaja maupun tanpa disengaja. Contoh : Seseorang ingin menjadi seperti Tukul Arwana akan berupaya bergaya tingkah laku seperti Tukul.
2.1.2 Syarat Terjadinya Interaksi
Syarat yang harus dipenuhi supaya interaksi sosial bisa terjadi, yaitu adanya kontak sosial dan adanya komunikasi.
1. Adanya Kontak Sosial (Sosial Contact)
Kata kontak berasal dari bahasa latin con atau cum ( yang artinya bersama-sama) dan tango (mempunyai arti menyeluruh), jadi artinya secara harfiah bersama- sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badanah, oleh karena orang dapat mengadakan hubungan dengan pihak lain tanpa menyentuhnya, seperti dengan cara berbicara dengan pihak lain tersebut. Bahkan dapat dikatakan hubungan badaniah tidak perllu menjadi syarat utama terjadinya kontak sosial.
Kontak dapat bersifat:
  1. Kontak primer adalah kontak yang terjadi apabila ada kontak langsung dengan cara berbicara, jabat tangan, tersenyum, dan sebagainya.
  2. Kontak sekunder adalah kontak yang terjadi dengan perantara. Kontak sekunder langsung, misalnya: melalui telepon, radio,Tv,dsbg.
  3. Kontak sekunder tidak langsung apabila melalui perantara tidak terjadi kontak langsung.
Kontak sosial  terjadi dalam 3 bentuk:
  1. Kontak antar individu, misalnya mahasiswa baru mempelajari tata tertib dan budaya kampus.
  2. Kontak antar  individu dengan suatu kelompok, misalnya seorang dosen mengajar di suatu kelas tentang suatu pokok bahasan.
  3. Kontak antar kelompok dengan kelompok lain, misalnya class meeting antar kelas
2. Komunikasi
Komunikasi adalah proses memberikan tafsiran pada prilaku orang lain yang berwujud pmberian, gerak- gerik badanlah atau sikap, perasaan- perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut.
2.2 Desa
2.2.1 Definisi Desa
Menurut Soetardjo Kartohadikoesoemo istilah desa dapat diartikan ke dalam tiga istilah yaitu desa, dusun, dan desi yang semuanya berasal dari suku kata swa desi. Istilah ini sama maknanya dengan negara, negeri, nagari yang berasal dari kata nagaram. Istilah ini berasal dari kata sanskrit yang berarti tanah air, tanah asal, atau tanah kelahiran. Berikut ini merupakan beberapa pengertian desa dari beberapa ahli, yaitu sebagai berikut.
Jadi Desa yaitu suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat dan hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berbagai pengertian tersebut tidak dapat diterapkan secara universal untuk desa-desa di Indonesia karena kondisi yang sangat beragam antara satu dengan yang lainnya. Bagi daerah yang lebih maju khususnya di Pulau Jawa dan Pulau Bali, antara desa dan kota tidak lagi terdapat perbedaan yang jelas sehingga pengertian dan karakteristik tersebut menjadi tidak berlaku. Namun, bagi daerah yang belum berkembang khususnya desa-desa di luar Pulau Jawa dan Pulau Bali, pengertian tersebut masih cukup relevan
Pada masyarakat pedesaan memiliki ikatan kekeluargaan yang sangat erat sekali. Berbeda dengan masyarakat yang cenderung individual, di pedesaan kita bisa melihat keakraban antar orang yang satu dengan orang yang lain bahkan mereka mengenal satu sama lain, bukan hanya satu atau dua tapi ratusan bahkan ribuan orang pun mereka kenal. Selain itu, adat istiadat di desa lebih pekat berbeda dengan di kota yang sudah bercampur baur.
2.2.2 Unsur-unsur Desa
1)      Wilayah
Wilayah atau daerah merupakan tempat bagi manusia untuk dapat melakukan berbagai aktivitas, baik sosial ekonomi, maupun budaya. Pemilihan daerah atau wilayah sebagai tempat berbagai aktivitas tersebut sangat dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti iklim, topografi, keadaan tanah, dan air. Adanya perbedaan kondisi fisikantar wilayah menyebabkan terjadi perbedaan perkembangan wilayah.
2)      Penduduk  
Penduduk merupakan salah satu unsur penting dalam suatu wilayah. Di dalam upaya mengembangkan wilayah penduduk akan bertindak sebagai tenaga kerja,perencana, atau pelaksana sekaligus yang akan memanfaatkan segala potensi yang ada. Hal-hal yang berkaitan dengan kependudukan dalam suatu wilayah antara lain jumlah pertumbuhan, kepadatan, persebaran, dan mata pencaharian
3)      Perilaku
Perilaku kehidupan masyarakat pedesaan meliputi pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan yang melatarbelakangi masyarakat desa. Perilaku masyarakat desa ditunjukan oleh adanya ikatan antar warga yang sangat erat. Hal itu dapat dilihat dengan adanya sikap gotong royong yang mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan peribadi.

2.2.3 Ciri-ciri Desa
Secara umum perdesaan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1)      Kehidupan masyarakatnya sangat erat dengan alam,
2)      Pertanian sangat bergantung pada musim,
3)      Desa merupakan kesatuan sosial dan kesatuan kerja,
4)      Struktur perekonomian bersifat agraris,
5)      Hubungan antar masyarakat desa berdasarkan ikatan kekeluargan yang erat,
6)      Perkembangan sosial relatif lambat dan sosial kontrol ditentukan oleh moral dan hukum informal, dan
7)      Norma agama dan hukum adat masih kuat

2.2.4 Petensi Desa
Secara umum, potensi adalah segala sesuatu yang dimiliki tetapi belum dimanfaatkan. Selama belum dimanfaatkan maka potensi suatu wilayah tidak akan memberi manfaat apapun bagi masyarakat. Menurut Bintarto (1983:11) potensi desa dapat diartikan sebagai berbagai sumber daya alam (fisik) dan sumber daya manusia (non fisik) yang tersimpan dan terdapat di suatu desa
a. Potensi Fisik
Potensi-potensi fisik yang dimiliki perdesaan adalah sebagai berikut.
1.      Tanah, meliputi berbagai sumber tambang dan mineral, lahan untuk tumbuhnya tanaman.
2.      Air, dalam artian sumber air yang meliputi keadaan atau kondisi, tata airnya untuk irigasi, pertanian dan kebutuhan hidup sehari-hari.
3.      Iklim, peranannya sangat penting bagi desa yang bersifat agraris.
4.      Ternak , sebagai sumber tenaga, bahan makanan,dan pendapatan.
5.      Manusia, sebagai sumber tenaga kerja potensial (potential man power), baik pengolah tanah, dan produsen dalam bidang pertanian, maupun tenaga kerja industri di kota

b. Potensi Non fisik
Potensi-potensi non fisik yang dimiliki perdesaan adalah sebagai berikut.
1)      Masyarakat desa, yang hidup berdasarkan gotong-royong. Gotong-royong merupakan suatu kekuatan berproduksi atau kekuatan membangun atas dasar kerja sama, dan saling pengertian
2)      Lembaga-lembaga sosial, yaitu lembagalembaga pendidikan dan organisasiorganisasi sosial yang dapat memberikan bantuan sosial dan bimbingan terhadap masyarakat.
3)      Aparatur atau pamong desa, untuk menjaga ketertiban dan keamanan demi kelancaran jalannya pemerintahan desa.

2.2.5 Fungsi Desa

Sebuah desa memiliki fungsi penentu bagi kota yang berada di daerahnya, antara lain sebagai berikut:
1)      Sebagai sumber bahan mentah bagi kota.
2)      Sebagai sumber tenaga kerja bagi kota.
Pemanfaatan potensi tenaga produktif di pedesaan menjadi permasalahan tersendiri, khususnya pedesaan yang penduduknya bekerja sebagai petani.
3)      Desa sebagai mitra pembangunan wilayah kota
4)      Sebagai daerah penyokong atau penyuplai kebutuhan masyarakat kota. Desa sebagai pendukung pemekaran daerah kota.

2.2.6 Perkembangan Desa
Tingkat perkembangan desa merupakan keadaan tertentu yang dicapai oleh penduduknya dalam menyelenggarakan kehidupan dan mengelola sumber daya yang ada. Tingkat perkembangan desa dinilai berdasarkan tiga faktor yakni faktor ekonomi, sosio kultural, dan faktor prasarana.
Faktor ekonomi meliputi mata pencaharian penduduk dan produksi desa. Faktor sosio kultural meliputi adat istiadat, kelembagaan, pendidikan, dan gotong royong. Faktor prasarana meliputi prasarana perhubungan, pemasaran, dan sosial.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, tingkat perkembangan desa dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu desa swadaya, desa swakarya, dan desa swasembada. Desa swadaya adalah desa yang masih bersifat tradisional. Desa swakarya adalah desa yang sedang mengalami transisi. Desa swasembada adalah desa yang lebih maju.
Terbentuknya wilayah/ tempat menjadi sebuah desa pedasaan atau perkotaan merupakan hasil hubungan antar unsur-unsur di desa dengan unsur-unsur yang ada di kota, istilah lain disebut dengan interaksi desa – kota.
1.3            Kota
1.3.1.1  Pengertian Kota
Seperti halnya desa, kota memilik dafinisi yang bermacam-macam, seperti menurut beberapa ahli berikut:
·         Menurut Prof. Drs. R. Bintarto Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia dengan kepadatan penduduk yang tinggi, strata sosial ekonomi yang heterogen, dan corak kehidupan yang materialistik.
·         Menurut Max Weeber kota adalah apabila penghuni setempat dapat memenuhi sebagian kebutuhan ekonominya di pasar local
Pengertian kota dan daerah perkotaan dapat dibedakan dalam dua pengertian yaitu kota untukcity dan daerah perkotaan untuk ‘’urban”. Pengertiancity diidentikkan dengan kota,sedangkan urban berupa suatu daerah yang memiliki suasana kehidupan dan penghidupan modern, dapat disebut daerah perkotaan.
Keadaan geografi sebuah kota bukan hanya merupakan pertimbangan yang esensial pada awal penentuan lokasi, tetapi mempengaruhi fungsi dan bentuk fisiknya. Para pendiri kota memiliki maksud untuk mengembangkan kegiatan niaga kelautan didalam pemukimannya ,yaitu sebagai tempat pertukaran barang antara daerah daratan dengan lautan. Sebaliknya.kota- kota didunia keadaanya beragam ada berpenduduk jarang dan padat. Kota-kota yang mengalami kehidupan dengan kondisi sosial politik,keagamaan,dan budaya yang berbeda-beda mempunyai beberapa unsur eksternal yang menonjol sehingga mempengaruhi perkembangan kota.
Ciri-ciri masyarakat kota:
1.      Kehidupan keagamaan berkurang bi;a dibandingkan dengan kehidupan keagamaan desa. Kegiatan-kegiatan keagamaan hanya berada di tampat-tempat peribadatan. Kehidupan kota berada dalam lingkungan ekonomi, perdagangan.
2.      Masyarakat kota umumna dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Yang terpenting adalah manusia Indivdu.di kota kehisupan keluargasering sulit disatukan, itu di karenakan memiliki kepentingan yang berbeda.
3.      Pembagian kerja di wilayah kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
4.      Kemungkinan untuk menndapatkan pekerjaan lebih banyak di proleh oleh masyarakat kot daripada desa.
5.      Jalan pikiranbiasanya rasional, menyebabkan interaksi-interaksi yang lebih di dasarkan pada factor kepentingan pribadi
6.      Waktu sangat di perhatik
7.      perubahan social tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota-kota biasanya terbuka dengan menerima pengaruh dari luar. Hal ini menimbulkan pertentangan antara golongan tua dengan golongan muda. Oleh karena itu golongan muda belum sepenuhny kepribadiannya terbentuk.
1.3.2        Fungsi Kota
1)      Kota sebagai pusat kebudayaan
Kota yang berfungsi sebagai pusat kebudayaan mempunyai potensi  budaya yang lebih dominan dibandingkan dengan potensi yang lain.
2)      Kota sebagai pusat perdagangan
Secara umum setiap kota memiliki pusat perdagangan. Namun tidak semua kota mempunyai aktivitas yang dominan dibidang perdagangan. Kota-kota perdagangan yang besar biasanya merupakan kota pelabuhan.
3)      Kota sebagai pusat industri
Kota disebut juga sebagai pusat industri apabila kegiatan industri di kota tersebut lebih dominan dibandingkan kegiatan-kegiatan lainnya. Umumnya kegiatan industri suatu kota terdiri atas berbagai macam jenis.
4)      Kota sebagai pusat pemerintahan
Kota pusat pemerintahan dapat berkembang secara cepat karena peranannya mengatur sistem pemerintahan. Kota pusat pemerintahan umumnya memiliki hubungan yang luas dengan kota-kota yang lainnya.
5)      Kota sebagai pusat rekreasi dan kesehatan
Kota dapat berfungsi sebagai pusat rekreasi dan kesehatan apabila kota tersebut mampu menarik pendatang, baik untuk tujuan rekreasi maupun penyembuhan.

2.3.4 Perkembangan Kota
Sebagai pusat berbagai macam kegiatan, kota akan selalu berkembang sejalan dengan perkembangan aktivitas di dalamnya. Perkembangan kota dengan segala permasalahan yang ditimbulkan tersebut dipengaruhi oleh faktor budaya, alam, dan kependudukan.
Sehubungan dengan jumlah penduduknya, terdapat dua hal yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kota, yaitu pertambahan alami dan tingkat urbanisasi. Pertambahan penduduk alami dihitung dari banyaknya kelahiran dikurangi banyaknya kematian penduduk kota. Urbanisasi dapat diartikan sebagai proses persebaran atau distribusi, difusi, perubahan, dan pola menurut waktu dan tempat.
Tujuan utamanya untuk tinggal menetap dikota. Mereka memiliki harapan bahwa mutu hidup diperkotaan bakal lebih tinggi ketimbang di tempat asalnya di desa . Fenomena ini sudah menjadi hal rutin di sebagian besar Negara Negara sdang berkembang dan menjadi masalah pelik.














BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Interaksi Desa dan Kota
3.1.1 Definisi Inetrakasi Desa Dan Kota
Interaksi wilayah (Spatial Interaction) adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi antara dua wilayah atau lebih, yang  dapat melahirkan gejala, kenampakkan  dan permasalahan baru,  secara langsung maupun tidak langsung, sebagai contoh antara kota dan desa.  
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa interaksi antar wilayah memiliki tiga prinsip pokok sebagai berikut :
  1. Hubungan timbal – balik terjadi antara dua wilayah atau lebih
  2. Hubungan timbal balik mengakibatkan proses pengerakan yaitu :
a.       Pergerakan  manusia (Mobilitas Penduduk)
b.       Pergerakan informasi atau gagasan, misalnya : informasi IPTEK, kondisi suatu wilayah
c.        Pergerakan  materi / benda, misalnya distribusi  bahan pangan, pakaian, bahan bangunan dan sebagainya
  1. Hubungan timbal balik menimbulkan gejala, kenampakkan dan permasalahan baru yang bersifat positif dan negatif, sebagai contoh :
a.       kota menjadi sasaran urbanisasi
b.      terjadinya perkawinan antar suku dengan budaya yang berbeda
Apabila kita berbicara mengenai terjadinya kontak atau hubungan antara dua wilayah atau lebih dan dari hasil kontak itu dapat timbul sesuatu kenyataan yang dalam wujud tertentu, maka apa yang sedang atau yang sudah terjadi itu diartikan sebagai interaksi. Interaksi ini dapat dilhat sebagai suatu proses sosial, proses ekonomi, proses budaya ataupun proses politik dan sejenisnya yang lambat ataupun cepat dapat menimbulkan sesuatu realita atau kenyataan.
Arti interaction menurut yoseph S. Roucek (1963) adalah sebagai berikut :
Interction is process in which the responses of each partly become, successively, stimula for the responses of the other.  It is a reciprocal proccess in which one party is influenced by the other behavior. People influence each other behavior through contact direct speaking, listening, indirect writing.” Yang artinya “ iinteraksi merupakan proses yang sifatnya timbal balik dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak lansung, melalui berita yang didengar atau melalui surat kabar”. Bebrapa istilah yang juga memilki relanvasi.
Ø  Relationship : hubungan antara dua gejala, dua komponen, dua individu atau lebih yang dapat menimbulkan pengaruh.
Ø  Interrelation : hubungan berpengaruh antara dua gejala atau lebih di dalam suatu wilayah/kawasan tetentu.
Ø  Interaction : kontak/hubungan antara dua atau lebih yang dapat menimbulkan gejala atau masalah baru.
Ø  Interagation : bertemunya beberapa unsur yang saling mengisi, sehingga dapat dicapai suatu keserasian dan kelengkapan.
Ø  Komponen : bagian dari suatu ekosistem tertentu .
Ø  Lingkungan : sesuatu yang ada disekitar kita baik berupa benda maupun nonbenda yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh sikap kita.
Interkasi desa – kota adalah proses hubungan yang bersifat timbal balik antar unsur-unsur yang ada dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, berita yang didengar atau surat kabar sehingga melahirkan sebuah gejala baru, baik berupa fisik maupun non fisik.
3.1.2 Faktor-faktor Inetrakasi Desa Dan Kota
Faktor Interaksi Desa - Kota
 Menurut Edward Ulman ada 3 faktor penyebab interaksi antarwilayah, yaitu :
a. Region Complementary (wilayah yang saling melengkapi)
Wilayah yang memiliki potensi sumber daya yang berbeda-beda baik secara kualitas maupun kuantitasnya. Perbedaan sumber daya kota dan desa menyebabkan timbulnya interaksi. Jadi ada kebutuhan saling melengkapi atau komplementaritas. Ini didorong oleh permintaan dan penawaran. Perancis berdagang anggur dengan Belanda karena Belanda merupakan konsumennya. Relasi komplementaritas hanya terjadi jika tawaran bermanfaat bagi pihak yang minta. Manfaatnya ditentukan oleh banyak hal seperti : budaya, pengetahuan, teknik, kondisi kehidupan dan sebagainya. Semakin besar komplementaritas, semakin besar arus komoditas.
Manfaat Interaksi Desa-Kota bagi Perkotaan :
1)   Terpenuhinya sumber daya alam sebagai bahan mentah/bahan baku industri.
2)   Terpenuhinya kebutuhan pokok yang dihasilkan pedesaan.
3)   Terpenuhinya kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhkan bagi perkotaan.
4)   Tersedianya tempat pemasaran hasil industri.
Manfaat Interaksi Desa-Kota bagi Pedesaan :
1)   Terpenuhinya barang-barang yang tidak ada di desa
2)   Masuknya pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dari kota ke pedesaan.
3)   Membuka lapangan kerja baru di sektor pertanian.

b. Intervening Opportunity (kesempatan untuk berintervensi)
Adalah adanya kesempatan untuk timbulnya interaksi antarwilayah dan dapat memenuhi kebutuhan sumber daya wilayah tersebut. Jadi, semakin besar intervening opportunity, semakin kecil arus komoditas.

c. Spatial Transfer Ability (kemudahan pemindahan dalam ruang)
Kemudahan pemindahan dalam ruang baik berupa barang, jasa, manusia maupun informasi. Proses pemindahan dari kota ke desa atau sebaliknya dipengaruhi antara lain :
1)   Jarak mutlak maupun jarak relatif antarwilayah
2)   Biaya transportasi dari satu tempat ke tempat yang lain
3)   Kelancaran transportasi antarwilayah
Jadi, semakin mudah transfer abilitas, semakin besar arus komoditas.
        3.1.3 Bentuk interaksi desa – kota :
  1. Kerjasama antar penduduk
  2. Penyesuaian terhadap lingkungan
  3. Persaingan fasilitas hidup
  4. Asimilasi.
Interaksi antara desa – kota melahirkan suatu perkembangan baru bagi desa maupun bagi kota. Hal ini disebabkan oleh adanya perbedaan potensi yang dimiliki desa maupun kota, dan adanya persamaan kepentingan.
        3.1.4 Timbal-Balik Interaksi Kota da Desa
Kota selalu mempunyai hubungan erat dengan wilayah sekitarnya. Penduduk kota yang terdiri dari pedagang, pegawai pemerintah dan swasta, tukang-tukang, seniman, guru dan sebagainya, hidup dari hasil pertanian yang dihasilkan oleh para petani di pedesaan. Penduduk kota sangat tergantung secara ekonomis terhadap penduduk pedesaan. Demikian pula sebaliknya, penduduk desa mempunyai ketergantungan terhadap perkotaan terutama menyangkut sandang, pangan, dan barang jadi. Timbulnya pasar bias menjadi ajang pertukaran kebutuhan antara penduduk desa dan kota.
Menurut Daldjoeni, majunya komunikasi dan transportasi menjadikan pengaruh kota  terhadap wilayah sekitarnya semakin kuat.
Sosiolog Hoselitz mengemukakan bahwa kota besar melancarkan sifat-sifat paresiternya terhadap pedesaan dengan perincian: menelaah habis investasi, menyedot tenaga manusia, mendominasi pola manusiawi, mengganggu perkembangan kota-kota lain yang lebih kecil dan cenderung memiliki konsumsi yang tinggi di bansing produksinya.
Paul Harrison menyatakan hubungana antara kota dan desa di dunia ketiga mirip sekali dengan hubungan antara yang kay dan miskin. Pedesaan menghasilkan bahan-bahan yang serba murah di banding dengan barang yang ada di kota. Pedesaan tidak memiliki system organisasi dan koordinasi yyang mampu memaksa pihak kota untuk membayaar hasinya dengan harga yang alebih tinggi. Selanjutnya kota merupakan perpaduan antara pihak penguasa dan para pegawainya untuk memajukan kota.
Boeke seorang ekonom berpendapat bahwa hubungan antara desa dan kota bersifat dualistic. Di satu pihak terdapat sector yang maju sedengakan pihak lainnya terbelakang gambaran masyarakat dualistik dapat saja timbul sebagai akibat dari adanya pembangunan.
Pembangunan pedesaan di tinjukan untuk mencari suatu pemecahan masalah di pedesaan terutama mesalah peningkatan pendapatan kerja serta pelayanan social. Oleh karena itu strategi oembangunan pedesaan adalah untuk memberantas kemiskinan dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat pedesaan.
        3.1.5 Dampak Interaksi Desa dengan Kota
Imteraksi desa dan kotadapat enimbulkan dampak yang mengntungkan atau merugikan:
a.       Di tinjau dari aspek ekonomi, dampak interaksi desa dan kota anatara lain sebagai berikut:
1)      Memmperlancar hubungan desa dan kota.
2)      Meningkatkan volume perdagangan antara desa dan kota.
3)      Menimbulkan perubahan orientasi ekonomi penduduk desa.
4)      Menimbulkan kawasan perdagangan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan jual bali.
5)      Meningkatkan pendapatan penduduk desa dan kota.
b.      Di tinjau dari aspek social.
1)   Terjadi mobilitas antara ke duanya,
2)   Terjadi saling ketergantungan antara desa dan kota, khususnya dalam bidang pasokan bahan mentah.
c.       Ditinjau dari aspek budaya,
1)      Meningkatkan tingkat pendidikan masyarakat desa.
2)      Terjadinya tingkah laku, khususnya masyarakat pedesaan.
3)      Meningkatkan sumber daya budaya yang dapat menari wisatawan.
Interaksi antara dua wilayah akan melahirkan gejala baru yang meliputi aspek ekonomi, sosial, maupun budaya. Gejala tersebut dapat memberikan dampak  bersifat menguntungkan (positif) atau merugikan (negatif ) bagi kedua wilayah. Demikian pula halnya gejala interaksi antara dua desa dan kota. Di bawah ini kalian akan melihat tabel dampak interaksi desa – kota. 
Tabel Dampak Interaksi Desa - Kota  
No
Dampak wilayah
Positif
Negatif
1
Desa
  • Meningkatnya Cakrawala pengetahuan penduduk desa
  • Terjadinya penetrasi kebudayaan dari kota ke desa yang tidak sesuai dengan tradisi masyarakat pedesaan.


  • Masuknya teknologi tepat guna ke desa meningkatkan produksi lahan dan berdampak meningkatnya pendapatan masyarakat
  • Terjadinya perubahan tata guna lahan yang dapat menimbulkan kerusakkan lingkungan


  • Terjadi perubahan tata guna lahan yang menguntungkan
  • Terjadinya kekurangan tenaga potensial di desa karena banyak yang berurbanisasi


  • Terjadi perkembangan sarana – prasarana transportasi penghubung desa dengan kota, sehingga desa tidak lagi terisolir
  • Kemungkinan banyaknya orang yang kembali ke desa akan menyebabkan semakin padatnya desa


  • Terbentuknya lapangan kerja alternatif di luar sektor pertanian



  • Masuknya barang – barang produksi industri yang terjadi tidak ada





2
Kota
  • Kemajuan bidang transportasi yang menghubungkan desa  dengan kota
  • Munculnya daerah-daerah kumuh (slums area) akibat dari makin banyaknya pendatang.


  • Menyebabkan terpenuhinya kebutuhan bahan baku bagi proses produksi dan tenaga kerja
  • Tata ruang kota menjadi tidak ideal sebagai tata ruang kota yang dinamis


  • Tersalurnya hasil–hasil produksi di wilayah pedesaan
  • Masuknya orang dari berbagai daerah dan budaya, sangat potensial bagi munculnya konflik antar etnis


  • Masuknya penduduk dari berbagai daerah dan budaya melahirkan proses akulturasi antara berbagai kebudayaan tersebut.





















BAB III
PENUTUP
3.1       KESIMPULAN
Desa adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu ialah suatu ujud atau kenampakan di muka bumi yang di timbulkan oleh unsure-unsur fisiografi, social, ekonomi, politik, dan cultural yang saling berinteraksi antar unsure tersebut dan juga dalam hubungannya dengan daerah-daerah lain.
Kota dapat diartikan sebagai suatu system jaringan kehidupan manusia yang di tandai dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan di warnai dengan strata social-ekonomi yang hiterogen dan coraknya materialistis, atau dapat pula diartikan sebagai bentang budaya yang di timbulkan oleh unsure-unsur alami dan nonalami dengan gejala-gejala pemusatan penduduk yang cukup besar dan corak kehidupan yang bersifat heterogen dan materialistic di bandingkan dengan daerah belakannya.
Interaksi merupakan suatu proses yang sifatnya timbal-balik dan mempunyai pengaruh terhadap perilaku dari pihak-pihak yang bersangkutan melalui kontak langsung, melalui berita yang didengar atau melalui surat kabar.
Faktor yang mempengaruhi interaksi adalah adanya Region Complementary (wilayah yang saling melengkapi), Intervening Opportunity (kesempatan untuk berintervensi), dan Spatial Transfer Ability (kemudahan pemindahan dalam ruang).
Dampak penetrasi kota terhadap desa sangat beragam, mencakup aspek yang ositif dan negatif bagi perkembangan desa.









DAFTAR PUSTAKA

Daldjoeni, N.1982. Seluk Beluk masyarakat Kota.Bandung. Penerbit Alumni
Beretha, I Nyoman.1981. Masyarakat Desa dan Pembangunan Desa. Jakarta Timur. Ghalia Indonesia.
M, Idianto. 2004. Sosiologi SMA. Jakarta. Erlangga.
Hestiyanto, Yusman. 2005. Geografi SMA. Jakarta. Yudhistira




Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar