PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Dunia Globalisasi merupakan hal yang sudah tak asing lagi
buat kita semua. Dunia globalisasi telah masuk kesemua Negara tak heran
globalisasi membawa hal yang baik dan buruknya. Globalisasi juga telah
berkembang merambat kedunia perekonomian biasanya berupa penanaman modal pada suatu sektor
industri. Setiap individu pada
dasarnya memerlukan investasi, karena dengan investasi setiap orang dapat
mempertahankan dan memperluas basis kekayaannya yang dapat digunakan sebagai
jaminan sosial di masa depannya. Seseorang sering tidak menyadari dirinya telah
melakukan investasi, misalnya dengan menabung dan sebagainya. Agar tak terjebak
melakukan investasi ke dalam portofolio ‘sampah’, atau bahkan ditipu oleh pihak
yang tak bertanggung jawab dengan iming-iming menarik, Anda harus mengedepankan
rasionalitas dan memahami betul resiko-resiko yang dihadapi dalam berinvestasi.
Karena banyak sekali jenis dari investasi tersebut .Jangan sampai terbuai
dengan iming-iming menarik yang tinggi, tapi uang Anda habis sia-sia.
Invejstasi pun banyak jenis dan macamnya jadi harus pandai melihat ke sektor
mana kita akan menanamkan saham kita. Peran penting sekali dari beberapa pihak
baik dari pemerintah dan tiap individu . peran individu sangatlah penting dalam
berperan aktif karena dapat
mencegahnya harga barang yang tak terkontrol. Pemerintah sebaiknya mengatur
beberapa aturan tentang peraturan penanaman modal, karena, sejak pelaksanaan
otonomi daerah, pemerintah pusat terpaksa mengeluarkan kepres khusus mengenai
penanaman modal karena banyaknya kendala yang dihadapi oleh para investor yang
ingin membuka usaha di daerah, khususnya yang berkaitan dengan proses
pengurusan izin usaha. Investor seringkali dibebani oleh urusan birokrasi yang
berbelit-belit sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dan disertai dengan
biaya tambahan yang cukup besar.
- Rumusan Masalah
i.
apa
pengertian Investasi ?
ii.
bagaimana
cara kerja investasi?
iii.
Apa
keuntungan dan resiko investasi?
iv.
Bagimana
perkembangan investasi nasional?
- Tujuan
i.
Untuk
mengetahui definisi dan cara kerja Investasi
ii.
Untuk
memahami semua ruang lingkup Investasi
iii.
Untuk
mengetahui perkembangan Investasi Nasional
PEMBAHASAN
- Definisi Dan Arti Investasi
Pada hakikatnya tabungan yang terdapat di masyarakat ada
yang merupakan simpanan sementara, yaitu sebelum digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi, ada jiga merupakan tambahan modal yang sering disebut
investasi.
a.
Investasi Di bedakan menjadi dua
macam, yakni :
i.
Investasi
nyata (Real Investmen)
melibatkan
asset berwujud, pembelian asset produktif, pendirian pabrik, pembukaan
pertambangan, dsb.
ii.
Investasi
keuangan (deposito, Commercial paper, dan surat berharga pasar uang)dan pasar
modal (saham, obligasi, opsi dsb).
b.
Investasi menurut penggunaannya
terdiri dari tiga macam yaitu :
i.
Konstruksi
ii.
Rehabilitasi
iii.
Perluasan
c.
Investasi menurut jenisnya
i.
Investasi otonomi
ii.
Investasi terimbas
iii.
Investasi public
Investasi, yang
lazim disebut juga dengan istilah penanaman modal atau pembentukan modal
merupakan komponen kedua yang menentukan tingkat pengeluaran agregat. Dengan
demikian istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau
perbelanjaan penanam-penanaman modal atau perusahaan untuk membeli
barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan untuk menambah kemampuan memproduksi
barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Pertambahan
jumlah barang modal ini memungkinkan perekonomian tersebut menghasikan lebih
banyak barang dan jasa di masa yang akan datang. Adakalanya penanaman modal
dilakukan untuk menggantikan barang barang modal yang lama Yang telah haus dan
perlu didepresiasikan Dalam prakteknya, dalam usaha untuk mencatat nilai
penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan
sebagai investasi (atau pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi
pengeluaran/perbelanjaan yang berikut
:
1. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu
mesin-mesin dan peralatanproduksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis
industri dan perusahaan.
2. Perbelanjaan untuk membangun rumah tempat tinggal,
bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.
3. Pertambahan
nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih
dalam proses produksi pada akhir tahun penghitungan pendapatan nasional.
Jumlah dari
ketiga-tiga jenis komponen investasi tersebut dinamakan investasi bruto, yaitu
ia meliputi investasi untuk menambah kemampuan memproduksi dalam perekonomian
dan mengganti barang modal yang sudah didepresiasikan. Apabila investasi bruto
dikurangi oleh nilai apresiasi maka akan didapat investasi neto. Dalam teori ekonomi makro yang dibahas adalah
investasi fisik. Dengan pembatasan tersebut maka definisi investasi dapat lebih
dipertajam sebagai pengeluaran-pengeluaran yang meningkatkan stok barang modal.
Stok barang modal adalah jumlah barang modal dalam suatu perekonomian pada saat
tertentu.
a. Investasi Dalam Bentuk Barang Modal dan Bangunan
tercakup dalam investasi barang modal dan
bangunan adalah pengeluaranpengeluaran untuk pembelian pabrik, mesin, peralatan
produksi, bangunan/gedung yang baru. Karena daya tahan madal dan bangunan
umumnya lebih dari setahun, seringkali investasi ini disebut sebagai investasi
dalam bentuk harta tetap (fixedinvestment). Di Indonesia, istilah yang setara dengan
fixed investment adalah pembentukan modal tetap domestic bruto (PMTDB). Supaya
lebih akurat, jumlah investasi yang perlu diperhatikan adalah investasi bersih
yaitu PMTDB dikurangi penyusutan.
b. Investasi Persediaan
Perusahaan
seringkali memproduksi barang lebih banyak daripada target penjualan. Hal ini
dilakukan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Tentu saja investasi
persediaan diharapkan meningkatkan penghasilan/keuntungan. Persediaan barang
tersebut dikatakan sebagai investasi yang direncanakan atau investasi yang diinginkan
karena telah direncanakan. Selain barang jadi, investasi dapat juga dilakukuan
dalam bentuk persediaan barang baku dan setengah jadi.
B.
Fungsi Investasi
Kurva
yang menunjukkan perkaitan di antara tingkat
investasi dan tingkat pendapatan nasional dinamakan fungsi investasi.
Bentuk
fungsi investasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ia sejajar dengan
sumbu datar, atau bentuknya naik ke atas ke sebelah kanan (yang
berarti makin tinggi pendapatan nasional, makin tinggi investasi).
Fungsi atau
kurva investasi yang sejajar dengan sumbu datar dinamakan investasi
otonomi dan
fungsi investasi yang semakin tinggi apabila pendapatan nasional
meningkat
dinamakan investasi terpengaruh. Dalam analisis makroekonomi biasanya
dimisalkan bahwa investasi perusahaan bersifat investasi otonomi.
Menurut Joseph
Allois Schumpeter investasi otonom (autonomous investment,) dipengaruhi oleh
perkembangan-perkembangan yang terjadi di dalam jangka panjang seperti :
ü Tingkat keuntungan investasi yang diramalkan akan
diperoleh.
ü Tingkat bunga.
ü Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa depan.
ü Kemajuan teknologi.
ü Tingkat pendapatan nasional dan
perubahan-perubahannya.
ü Keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan.
C.
Kriteria Investasi
a. Payback
Period.
Payback period
adalah waktu yang dibutuhkan agar investasi yang direncanakan dapat
dikembalikan, atau waktu yang dibutuhkan untuk mencapai titik impas. Jika waktu
yang dibutuhkan makin pendek, proposal investasi dianggap makin baik.
Kendatipun demikian, kita harus berhati-hati menafsirkan kriteria payback
period ini. Sebab ada investasi yang baru menguntungkan dalam jangka panjang
(> 5 tahun).
b.
Benefit/Cost Ratio (B/C Ratio).
B/C ratio
mengukur mana yang lebih besar, biaya yang dikeluarkan dibanding hasil (output)
yang diperoleh. Biaya yang dikeluarkan dinotasikan dengan C (cost). Output yang
dihasilkan dinotasikan dengan B (benefit). Keputusan menerima atau menolak
proposal investasi dapat dilakukan dengan melihat nilai B/C. Umumnya, proposal
investasi baru diterima jika B/C > 1, sebab berarti output yang dihasilkan
lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.
c.
Net Present Value (NPV).
Perhitungan dengan menggunakan nilai nominal dapat
menyesatkan, sebab tidak memperhitungkan nilai waktu dari uang. Untuk membuat
hasil lebih akurat, maka nilai sekarang didiskontokan. Keuntungan dari
menggunakan metode diskonto adalah kita dapat langsung menghitung selisih nilai
sekarang dari biaya total dengan penerimaan total bersih. Selisih inilah yang
disebut net present value. Suatu proposal investasi akan diterima jika NPV >
0, sebab nilai sekarang dari penerimaan total lebih besar daripada nilai
sekarang dari biaya
total.
d.
Internal Rate of Return (IRR).
Internal rate of return adalah nilai tingkat
pengembalian investasi, dihitung pada
saat NPV sama dengan nol. Keputusan menerima/menolak rencana investasi
dilakukan berdasarkan hasil perbandingan IRR dengan tingkat pengembalian
investasi yang diinginkan (r).
D.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Investasi
- Tingkat Pengembalian yang Diharapkan (Expected Rate of Return)
a. Kondisi
Internal Perusahaan. Kondisi internal adalah faktor-faktor yang berada di bawah kontrol Perusahaan, seperti tingkat efisiensi,
kualitas SDM dan teknologi.
Sedangka faktor non-teknis, seperti
kepemilikkan hak dan atau kekuatan monopoli, kedekatan denga pusat kekuasaan,
dan penguasaan jalur informasi.
b. Kondisi Eksternal Perusahaan. Kondisi eksternal yang
perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan akan investasi utama adalah
perkiraan tentang tingkat produksi dan pertumbuhan ekonomi domestic maupun internasional.
- Biaya Investasi.
Hal yang paling
menentukan adalah tingkat bunga pinjaman. Makin tinggi tingkat bunganya maka
biaya investasi makin mahal. Akibatnya minat akan investasi makin menurun.
Namun tidak jarang, walaupun tingkat bunga pinjaman rendah, minat akan
investasi tetap rendah. Hal ini disebabkan biaya total investasi masih tinggi
dan faktor yang mempengaruhi adalah masalah kelembagaan.
- Marginal Efficiency of Capital (MEC), Tingkat Bunga, dan Marginal Efficiency of Investement (MEI)
- Marginal Efficiency of Capital (MEC), Investasi, dan Tingkat Bunga MEC adalah tingkat pengembalian yang diharapkan dari setiap tambahan barang modal.
E. Tentang Investasi Nasional
1. Keadaan Investasi Nasional
Di tengah kondisi perekonomian dunia (khususnya keuangan dan perbankan)
yang terus diguncang oleh krisis, ternyata Indonesia masih sanggup untuk
bertahan. Setidaknya, masyarakat umum tidak merasakan dampak signifikan seperti
krisis moneter 1997-1998 lalu. Pemerintah pun dinilai mampu mengatasi masalah
krisis global ini dengan tidak sampai mengeluarkan kebijakan yang wah, seperti
kenaikan harga BBM, listrik, atau pajak. Sehingga, PHK masal atau kenaikan
harga masif pun urung dilakukan oleh perusahaan-perusahaan dalam negeri.
Mengutip dengan artikel "Outlook" Investasi Reksa Dana Tahun
2012 bahwa kekuatan perekonomian Indonesia masih ditopang oleh:
1.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia
tumbuh didukung oleh pertumbuhan ekonomi sektor konsumsi terutama konsumsi
domestik
2.
Kebijakan makro ekonomi Indonesia
yang hati-hati
3.
Cadangan Devisa Indonesia yang
kuat
Hal ini akan membuat perekonomian Indonesia masih relatif aman untuk
beberapa waktu ke depan. Namun, bersikap santai dengan hanya bergantung pada
ketiga hal tersebut saja tanpa ada perencanaan dan kebijakan lebih baik akan
sangat membahayakan ekonomi Indonesia dalam jangka waktu yang panjang.
Entah teori apa yang mendasari, namun analisis saya tentang ketiga
sendi penopang tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama, memang Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup
baik, bahkan di ranking dunia sekalipun. Namun perlu diingat, bahwa dasar dari
pertumbuhan ekonomi tersebut masih saja konsumsi masyarakat (C). Neraca
perdagangan (ekspor dan impor) kita masih di ambang batas BEP. Di tahun 2010,
secara statistik (catatan pasar bersih: http://www.kemendag.go.id/statistik_neraca_perdagangan_indonesia/)
Indonesia sanggup mengekspor
kira-kira 157.779,1 million USD dan melakukan impor sekitar 135.663,3 million
USD. Memang masih positif dengan balance sebesar 22.115,8 million USD. Namun
yang menjadi catatan adalah bahwa lebih dari 25% ekspor kita masih ada minyak
bumi dan gas alam yaitu kisaran 28.039,6 million USD. Intinya kita semua tahu
bahwa bergantung pada hal given seperti SDA yang tak terbarui tersebut dapat
menyebabkan Indonesia kelimpungan di masa mendatang karena kita tahu cadangan
sumber energi fosil dunia, termasuk Indonesia, semakin menipis. Mengandalkan konsumsi
berarti juga produksi kita belum cukup kuat menopang perekonomian Indonesia.
Perusahaan-perusahaan dalam negeri belum cukup bersaing dengan perusahaan level
global, ironisnya mungkin kecuali pabrik rokok. Di tengah arus perdagangan
global yang deras, budaya konsumsi tentu akan menjadikan Indonesia pasar yang
mewah bagi para pedagang manca (yang tentu banyak di antaranya berskala besar).
Hal ini tak bisa dipungkiri lagi akan sangat mengancam kelangsungan bisnis para
pengusaha di Indonesia, khususnya usaha kecil dan menengah.
Kedua, kebijakan ekonomi Indonesia yang tidak menerapkan asas “lebih
cepat lebih baik” ini dianggap oleh pengusaha modern sebagai sesuatu yang
lambat. Kehati-hatian yang dipilih oleh pemerintah sering membuat jengkel para
pebisnis yang membutuhkan kepastian dalam waktu secepatnya karena tiap detik
dalam dunia bisnis adalah sangat berharga. Belum lagi trust masyarakat kepada
pemerintah akhir-akhir ini terus melemah (entah memang pemerintah yang payah
atau ada pihak-pihak yang memprovokasi) dapat mempengaruhi efektivitas
kebijakan yang diambil itu sendiri.
Ketiga, kembali lagi meski Indonesia terus membaik dan memang lebih
baik dibanding negara-negara berkembang lainnya namun hal ini masih perlu
penguatan. Landasan utama Indonesia dalam cadangan devisa berbeda dengan China
(yang mengandalkan neraca perdagangan) adalah portofolio dan foreign direct
investment (fdi). Hal tersebut tentu saja akan membuat kolaps jika
investasi-investasi tersebut ditarik mendadak secara serentak.
Kembali lagi ke tema, bahwa sesuai nota keuangan Pemerintah Indonesia yang mencantolkan pergerakan gerbong ekonomi Indonesia pada investasi, pasar modal dan perbankan, memang seakan menjadi pisau bermata ganda. Pisau yang dapat menolong Indonesia dalam berbagai masalah sekaligus sanggup menusuk balik kapan saja apabila tidak diatur dengan benar.
Kembali lagi ke tema, bahwa sesuai nota keuangan Pemerintah Indonesia yang mencantolkan pergerakan gerbong ekonomi Indonesia pada investasi, pasar modal dan perbankan, memang seakan menjadi pisau bermata ganda. Pisau yang dapat menolong Indonesia dalam berbagai masalah sekaligus sanggup menusuk balik kapan saja apabila tidak diatur dengan benar.
Beralih
dari sudut pandang Investor bahwa investasi berupa reksa dana atau deposito
dalam beberapa segi akan lebih menguntungkan dibanding investasi langsung. Ini
salah satu sebabnya kinerja Reksa Dana (khususnya syariah) lebih optimal
dibanding jika investor harus berinvestasi sendiri.
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/10/07564982/Apa.Itu.Reksa.Dana.Syariah
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2011/08/10/07564982/Apa.Itu.Reksa.Dana.Syariah
a.
Likuiditas yang tinggi
Apabila investor ingin menarik
investasinya dikarenakan membutuhkan dana untuk keperluan yang lain ataupun
ingin melakukan realisasi keuntungan maka bisa dicairkan atau ditarik kapan saja.
b. Biaya investasi cenderung rendah
Jika investor bertransaksi saham sendiri perhatikan biaya yang
dibebankan oleh sekuritas seperti biaya transaksi minimal kisarannya adalah Rp
10.000-Rp 15.000. Namun ada juga yang membebankan keseluruhan biaya transaksi
dan ada yang per saham. Selain itu jika kita menginginkan untuk melakukan
transaksi obligasi syariah (Sukuk) maka nilai yang investasi yang ditawarkan
minimal Rp 1 miliar kalaupun ada Sukuk Ritel (SUKRI) maka pembelian 1 unit
minimal Rp 5 juta. Pertanyaan selanjutnya bagaimana jika anda menginginkan
investasi rutin dibawah Rp 5 juta maka anda tidak bisa membeli Sukuk maupun
Sukri. Untuk Deposito jika dana anda dibawah Rp 500 juta maka anda hanya
diberikan rate counter yang saat ini ada dikisaran 5,5 persen-6,5 persen belum
dipotong PPh final 20 persen. Lalu bagaimana dengan Anda yang mempunyai dana
sekitar Rp 100.000-Rp 1.999.900 maka Anda hanya bisa masuk tabungan dan
tabungan berjangka dengan bagi hasil 2 persen-3 persen (untuk tabungan) dan 4
persen untuk tabungan berjangka sudah terkunci (lock) sekian tahun (tergantung
kebijakan bank) lagi-lagi terpotong PPh final 20 persen. Bandingkan dengan
inflasi yang saat ini ada dikisaran 4,61 persen. Untuk Deposito diatas Rp 500
juta bank bisa memberikan bagi hasil 9 persen gross. Bandingkan jika yang
mengelola adalah manajer investasi maka biaya investasinya akan rendah dengan
hasil yang optimal.
c. Transparansi Informasi
Semua informasi mengenai kinerja investasi harian bisa dipantau di
media masa. Setiap bulan nasabah akan diberikan laporan kinerja investasi
seperti rekening koran dan kinerja Reksa Dana (Fund Fact Sheet).
d. Lebih Aman dan Stabil
Seperti telah dijelaskan diatas, rasio dengan batas 82 persen
memberikan jaminan bahwa perusahaan memiliki struktur modal yang sehat dengan
perbandingan utang tidak boleh lebih besar dari modal. Pada obligasi/sukuk
mempunyai underlying asset yang jelas sehingga resiko default kecil sekali atau
bahkan sama sekali tidak ada. Dengan demikian melalui mekanisme rasio kuantitatif,
Reksadana Syariah terselamatkan dari penurunan NAB yang tajam. Untuk Obligasi
Syariah dengan mekanisme underlying (ada nilai pokok yang dijadikan dasar
penerbitan obligasi), investor dengan sendirinya merasa yakin bahwa obligasi
syariah relatif aman sehingga banyak diinginkan oleh investor baik yang
mengharuskan portfolio investasinya di syariah maupun tidak (konvensional).
Umumnya yang memegang obligasi syariah adalah institusi syariah dan mereka pada
umumnya memegang sampai tanggal jatuh tempo (hold to maturity) sehingga gejolak
harganya (volatilitas) nya relatif stabil.
e.
Terdapat Dewan Pengawas Syariah
(DPS)
Fungsi dari DPS adalah
mengawasi dan memberikan pengarahan agar pengelolaan Reksa Dana sesuai dengan
prinsip syariah yaitu jujur, berkeadilan dan bermanfaat bagi sesama.
f.
Membantu perekonomian bangsa
Pada penerbitan SUKRI,
negara bisa memanfaatkannya sehingga biaya pemerintah jadi lebih kecil, sedang
pada perusahaan biasanya hasil penjualan sukuk dipakai untuk modal kerja
perusahaan.
2.
Nilai investasi yang berhasil
dihimpun Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) per Oktober 2012 sebesar US$24
miliar
"Dibandingkan dengan tahun 2011 total nilai investasi di
Indonesia per Oktober 2011 hanya mencapai US$19 miliar. Sementara itu, pada
bulan Oktober tahun 2012 nilai investasi
di Indonesia menembus US$25 miliar," ujar Kepala BKPM Chatib Basri di
Jakarta, Senin (12/11/2012).
Dia juga optimistis target investasi di Indonesia sebesar
US$32 miliar sampai dengan akhir tahun ini bisa tercapai.
"Sampai dengan September 2012 nilai
investasi di Indonesia sudah mencapai US$18,3 miliar atau Rp229 triliun, maka
kami yakin target hingga akhir tahun senilai US$32 miliar akan tercapai,"
katanya.
Selanjutnya, terkait dengan pencapaian target investasi tahun
2013 senilai Rp390 triliun, Chatib mendorong agar penyelenggara pelayanan
terpadu satu pintu (PTSP) di bidang penanaman modal baik di provinsi, kabupaten
dan kota terbaik dapat meningkatkan realisasi nilai investasi di Indonesia
melalui efisiensi birokrasi dalam pelayanan perizinan.
Sampai dengan tahun ini menurut Chatib, sejumlah 105
kabupaten dan kota sudah menjadi penyelenggara PTSP dan sebagian di antaranya
sudah dilengkapi sertifikasi ISO, dari total 450 kabupaten dan kota di
Indonesia.
Pada kesempatan ini, Chatib turut mengapresiasi kenaikan
peringkat Indonesia untuk investasi di peringkat 128 pada tahun ini, yang naik
dari peringkat 129 di tahun 2011 menurut International Finance Corporation
(IFC).
Dia juga mendorong agar tahun depan seluruh kabupaten dan
kota di Indonesia bisa menjadi 'Regional Champion' dalam penyelenggaraan PSPT
untuk meningkatkan realisasi nilai investasi di Indonesia. "PTSP kami
harapkan berkompetisi antara pusat dan daerah, terutama melalui sertifikasi
ISO," tuturnya.
3.
Realisasi Investasi Januari-September 2012
Investasi
|
Jumlah
|
PMA Industri Primer
|
US$4,48 miliar
|
PMA Industri Sekunder
|
US$8,59 miliar
|
PMA Industri Tersier
|
US$5,17 miliar
|
PMDN Industri Primer
|
Rp15,06 triliun
|
PMDN Industri Sekunder
|
Rp38,11 trilun
|
PMDN Industri Tersier
|
Rp12,50 triliun
|
Sumber: BKPM
Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) memperkirakan nilai pengajuan izin prinsip
investasi baru tahun ini bisa mencapai Rp900 triliun. Kepala BKPM Chatib Basri
mengatakan minat penanaman modal terus tumbuh, terutama dari investor asing.
“Tahun ini, di pipeline sampai September
saja lebih dari Rp678 triliun, sekitar US$75 juta. Ini masih ada 3 bulan lagi,” katanya
hari ini, Rabu (24/10/2012).
Dia
memperkirakan nilai pengajuan investasi perusahaan baru di Indonesia pada akhir
2013 bisa berkisar Rp800 triliun—Rp900 triliun. Nilai pengajuan prinsip
investasi baru terus tumbuh dari sekitar Rp400 triliun pada 2010 dan sekitar
Rp600 triliun pada 2011.
“Mereka masuk ke sektor yang kurang
lebih sama dengan sektor yang mendominasi realisasi investasi sekarang,” papar
Chatib.
Data BKPM
menunjukkan realisasi investasi sepanjang Januari—September 2012 telah mencapai
Rp229,9 triliun yang terdiri dari penanaman modal asing Rp56,5 triliun dan
penanaman modal dalam negeri Rp26,2 triliun. Realisasi PMA didominasi oleh
sektor industri pertambangan US$3,15 miliar, industri kimia/farmasi US$2,47
miliar serta industri transportasi, gudang dan telekomunikasi US$1,87 miliar.
Adapun
realisasi PMDN sebagian besar masuk ke sektor industri mineral non logam Rp9,08
triliun, pertambangan Rp8,60 triliun dan industri makanan minuman Rp7,71
triliun. Komitmen investasi baru yang lebih dari Rp678 triliun membuat Chatib
optimistis BKPM bisa memenuhi target realisasi investasi Rp390 triliun pada
2013 setelah meraih realisasi yang diperkirakan mencapai Rp300 triliun pada
2012.
Namun, dia
mengakui realisasi komitmen investasi yang sudah masuk membutuhkan upaya dari
seluruh sektor pemerintahan di luar BKPM.
“Saya minta tolong dibantu di
daerah infrastruktur dan perizinannya, saya kan juga telah beri contoh melalui
membetulkan tracking,” kata Chatib.
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :
ekonomi
- Artikel Lengkap tentang Valuta Asing
- Deskripsi Bentuk Fisik Tumpukan Uang 1 juta, milliar, triliun U$ dollar
- Makalah tentang Ekonomi Internasional
- Contoh Makalah tentang Korupsi
- Artikel tentang Teori Permainan
- Game Theory (dalam Ekonomi Mikro)
- Artikel tentang Ekonomi Koperasi
- Asas - Asas Koperasi
- Sebelum Memutuskan S2, Informasi Seputar Magister ini Mungkin Bermanfaat?
- Tips Cara Sukses Memulai Bisnis Kuliner
- Penanggulangan Multikolinearitas dengan First Difference Delta
- Memformat angka sebagai persentase
- Teori Nilai Tambah
- MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN TENTANG PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH PERTANIAN DAN INDUSTRI
- Makalah Ekonomi Makro tentang Investasi dan Konsumsi
- Daftar terbaru orang terkaya Indonesia 2014 versi Forbes
- Artikel tentang Pemahaman Inflasi
- Harga dan Spesifikasi Oppo Find 7, Baru dan Bekas Terbaru 2015
- Makalah tentang Ekonomi Internasional
- Makalah Sumber Daya Alam
- Analisis Input-Output dengan Excel
- Makalah Pajak tentang PBB
- Makalah Industri tentang Pasar Oligopoly
- Makalah tentang PERBANKAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar