Misalnya saja seperti saya yang di bidang elektro. Ketika di sekolah menengah dan tahun pertama dan kedua mahasiswa, saya hanya belajar mengenai rangkaian listrik, koil dan induktansi, bilangan kompleks dan sebagainya. Di tahun ketiga saya belajar tentang transformator, motor listrik, pembangkit listrik dan jaringan transmisi distribusi. Di sinilah saya mengetahui manfaat belajar rangkaian listrik di tahun sebelumnya. Ketika belajar dan melihat transformator, saya mengetahui bahwa listrik dihubungkan lewat medan listrik. Ketika menyentuh motor listrik, saya paham menapa koil menjadikan perbedaan fase dan pentingnya belajar bilangan kompleks. Semua mata kuliah jadi terhubung satu sama lain. Tahun ketiga dan keempat menjadi sangat asyik. Buat teman-teman yang tidak terlalu memperhatikan pelajaran di tahun awal, tahun ketiga tentu menjadi tahun yang sulit untuk diikuti. Sulit karena mengabaikan hal-hal dasar.
Di tahun terakhir, kita ditugaskan untuk merangkum seluruh hasil pendidikan dalam sebuah makalah pendidikan bernama skripsi. Sebetulnya di sinilah kita belajar sekaligus mempraktekkan segala pengetahuan akademis dan teknis yang didapat selama berkuliah, sambil menerima dorongan dan tuntunan dosen untuk membentuk pola pikir yang sistematis.
Lulusan program S1 memiliki dan menguasai suatu disiplin ilmu atau metode berpikir di bidangnya dan bisa menerapkan ilmunya untuk persoalan yang generik atau umum yang sudah pernah diajarkan. Lulusan program S1 inilah yang kemudian menempati posisi-posisi di kantor pemerintahan dan perusahaan yang khusus ada di satu bidang. Misalnya saja PLN untuk lulusan teknik elektro, Telkom untuk lulusan teknik sistem informasi atau komputer, dan sebagainya.
Program pendidikan S2 lebih fokus dibandingkan program S1. Karena sudah menguasai bidang penelitian dasar, mahasiswa S2 akan langsung memulai memperdalam bidang penelitian. Mengetahui permasalahan apa yang dihadapi, bagaimana menemukan pemecahannya, bagaimana membuktikan pemecahan itu benar lewat serangkaian percobaan dan penelitian.
Kalau dibilang secara singkat, mahasiswa S2 punya cara berpikir yang strategis. Menggunakan pengetahuan dan pengalaman dasar yang dimiliki untuk memperkirakan hubungan sebab-akibat. Memiliki visi ke depan, bagaimana menemukan penyelesaian atas suatu masalah. Sedangkan mahasiswa S1 lebih ke taktis atau bagaimana menyelesaikan masalah-masalah umum di lapangan.
Mahasiswa S2 dalam penelitiannya pasti menemukan masalah baru lagi, masalah baru dan belum pernah ditemukan sebelumnya. Di sinilah insting dan visi diperlukan, bagaimana caranya merumuskan pokok masalah, memberikan desain inovasi baru, merancang penelitian dan membuktikan bahwa inovasinya tepat dan benar secara ilmiah.
Perbedaan S1 dan S2 : Cara Berpikir
Kita telah melihat perbedaan S1 dan S2. Perbedaannya sebenarnya hanya terdapat pada ada tidaknya kesempatan untuk mengembangkan pola pikir. Dan perbedaan ini sebetulnya tidaklah pantas dijadikan pemisah, malah justru harus sinergi dan melengkapi satu sama lainnya. Mahasiswa S1 mengerjakan bidang-bidang umum dan kemudian menemukan masalah. Masalah inilah yang dikomunikasikan dan kemudian diteliti oleh mahasiswa S2. Ketika menemukan inovasi atau pemecahan masalahnya, hasilnya bisa segera dikomunikasikan dan diterapkan di lapangan. Sinergi dan saling membantu satu sama lainnya.
Jadi sayang sekali kalau masih ada dari teman-teman yang berpikir S2 adalah bagi mereka yang ingin menjadi dosen dan tinggal di ruang penelitian. Program S2 mengijinkan kita untuk bersinggungan dengan teknologi baru yang belum tersentuh, merumuskan permasalahan, dan mengajukan jalan keluar. Lebih dari itu, program S2 membentuk pola pikir kita lebih jauh ke depan, memikirkan hal-hal strategis.
Buat teman-teman yang berkesempatan melanjutkan pendidikan ke program S2 atau Master, selamat! Teman-teman punya kesempatan mengembangkan teknologi dan juga mengembangkan diri dan pola pikir. Pola pikir ke depan, memperkirakan masa depan, dan memimpin orang lain lewat visi yang dimiliki. Dan semoga visi maju ini yang bisa membantu negeri ini semakin maju ke depannya.
Sebagai seorang mahasiswa, mungkin ada sebagian dari kita yang menjalani kegiatan kuliah hanya untuk mengikuti “arus” yang sudah ada saja. Sebagian dari kita, mungkin ada yang apabila ditanya “Apakah perbedaan jenjang S1 dengan S2 ?” hanya dapat menggelengkan kepala tidak tahu saja dan melengang tak peduli. Padahal sebagai mahasiswa sudah seharusnya bagi kita untuk berpikir lebih kritis tentang pertanyaan-pertanyaan kecil di sekitar kita. Maka berikut ini, ada sedikit deskripsi yang mungkin dapat membantu teman-teman mahasiswa lebih mengerti apakah perbedaan antara jenjang S1, S2. Happy reading
1. S1 bercakupan lebih luas. Saat menempuh pelajaran untuk meraih gelar di S1, mahasiswa S1 membangun landasan akademis dan pengenalan terhadap jurusannya. Oleh karena itu, di semester-semester awal diwajibkan untuk mengambil ilmu-ilmu dasar misalnya Fisika Dasar, Kalkulus, dan lain sebagainya. Mahasiswa S1 belajar untuk menjadi seorang intelektual, bagaimana berpikir dari sisi keilmuan dan akademis. Kemudian di semester-semester lanjut, mata kuliah yang dipelajari akan lebih spesifik tergantung kepada jurusan yang diambil seperti sistem kualitas dan sistem produksi jika pada jurusan Teknik Industri. Selain itu, mahasiswa S1 juga membuat skripsi yang ditujukan untuk membuktikan secara komprehensif pengetahuan yang sudah dipelajari selama kuliah secara akademis. Selain itu, hal yang paling penting dari pembuatan skripsi adalah membentuk pola berpikir sistematis: Pendahuluan, latar belakang, permasalahan, metodologi, hipotesa, hasil penelitian, kesimpulan, dan bibliografi. Dengan begitu, S1 membentuk mahasiswa untuk berpikir secara sistematis dan metodologis.
2. S2 lebih fokus. Dibandingkan dengan S1, S2 lebih fokus dalam jurusannya. Karena itu lulusannya disebut Master of Science misalnya. Mahasiswa S2 harus menguasai bidang yang dipelajari. Mahasiswa S2 tidak mempelajari hal-hal dasar lagi, tapi sudah lebih lanjut.
Perbedaan Kuliah S1, S2, dan S3
Mungkin banyak yang bertanya, sebenarnya apa sih perbedaan antara kuliah S1(bachelor), S2(magister), dan S3(doctoral)?
Berikut ini saya akan meringkas beberapa tulisan yang tersebar di
internet yang mencoba untuk menjawab pertanyaan diatas. Mungkin sebagian
jawaban hanya sekedar personal view, akan tetapi saya yakin kita dapat mengambil manfaat darinya.
Kembali kepada pertanyaan, apa sih perbedaan Kuliah S1, S2, S3?
– S1 bersifat lebih umum dan memiliki cangkupan yang lebih
luas. Pada jenjang S1 akan mempelajari hal-hal yang sifatnya dasar.
Tujuan utamanya untuk mengenalkan mahasiswa pada bidang/jurusan yang ia
minati dan membekalinya untuk berfikir sistematis. Jenjang S2 bersifat
lebih fokus. Mahasiswa S2 dididik untuk menguasai (bukan sekedar
mengenal) bidang yang ia minati. Adapun jenjang S3 ditujukan untuk
menghasilkan individu-individu yang mampu mengembangkan bidang minat
tersebut. Mahasiswa S3 diarahkan untuk dapat melakukan penelitian
sencara mandiri.
– Dalam bahasa yang sederhana di S1 mahasiswa mempelajari
(satu atau lebih) metode, di S2 mahasiswa mengembangkan metode,
sedangkan di S3 mahasiswa menghasikan metode (baru). Oleh karena itu,
Tugas Akhir mahasiswa S1 adalah mengaplikasikan suatu metode untuk
menyelesaikan sebuah persoalan, Tesis S2 mengembangkan metode yang
spesifik agar dapat diaplikasikan untuk persoalan yang lebih luas,
sedangkan disertasi S3 menghasilkan metode baru yang lebih baik daripada
metode yang sudah ada sebelumnya.
– Beda lulusan S1, S2 dan S3 adalah cara berpikirnya yang
berbeda. S2 lebih memikirkan hal-hal yang sifatnya strategis dan
akibatnya, lebih jauh ke depan. Karena itu lulusan S2 biasanya mendapat
pekerjaan dengan posisi yang lebih tinggi, dibandingkan S1. Lulusan S1
lebih banyak di tingkat taktis, oleh karena itu biasanya mereka berada
di lapangan dan mengerjakan hal-hal yang taktis, bukan strategis.
Lulusan D3, lebih taktis lagi, biasanya dibagian-bagian lapangan, dan
sifatnya praktis. Pendidikan doktoral (S3) dimaksudkan untuk
menghasilkan peneliti. Para doktor akan mempelajari, merenungi dan
melakukan penelitian untuk menemukan hal / masalah, yang bagi orang lain
sebenarnya masalah itu tidak ada, tapi mereka mempunyai kemampuan untuk
“melihat” masalah yang tidak dapat dilihat oleh orang lain. Setelah
itu, mereka melakukan usaha, penelitian untuk mencari solusi / jalan
keluar dari hal / masalah yang dicoba untuk dilihatnya tadi .
– Pendidikan sarjana (S1) harusnya mengajarkan khasanah ilmu
yang ada sehingga ia menjadi orang yang terdidik. Diharapkan lulusan S1
dapat menerapkan ilmunya untuk persoalan-persoalan yang generik.
Artinya jenis persoalan yang memang sudah pernah diajarkan. Pendidikan
magister (S2) adalah kelanjutan dari pendidikan S1. Ia mengusai state of
the art dan best practices di bidangnya. S2 semacam lisensi untuk
mempraktekkan profesi bidang ini. Pendidikan doktoral (S3) dimaksudkan
untuk menghasilkan peneliti. Peneliti adalah orang yang senang mencari
kemudian mengkodifikasi pengetahuan baru. Jadi syarat pertama seorang
doktor sebenarnya adalah keinginan menulis pengetahuan baru. Syarat
kedua, tentu keinginan tahu serta kegigihan untuk menggunakan metoda
riset untu k mencari pengetahuan baru.
– Yang lain mengatakan bahwa lulusan S1 menguasai aksiologi
ilmu (penggunaan ilmu). Lulusan S2 lebih menekankan penguasaan komponen
epistemologi ilmu yang meliputi sumber, sarana, dan tatacara menggunakan
sarana tersebut untuk mencapai pengetahuan ilmiah. Sedang S3 diharapkan
tidak hanya sekedar menguasai komponen aksiologi dan epistemologi ilmu
tetapi lebih dari itu masuk pada ontologi ilmu yang meliputi apa hakikat
atau bentuk yang hakiki dari ilmu, kebenaran dan kenyataan yang inheren
dengan pengetahuan ilmiah tersebut.
Perbedaan Penelitian S1 dan S2, + S3
Skripsi dijadikan syarat kelulusan di program S-1 dengan maksud
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menunjukkan bahwa dia dapat
menerapkan langkah-langkah pendekatan ilmiah untuk memperoleh
pengetahuan dan melaporkannya secara tertulis. Biasanya, dalam skripsi
tidak dituntut adanya sintesis baru atau penemuan baru.Thesis dijadikan
syarat kelulusan di program S-2 dengan maksud memberikan kesempatan
kepda mahasiswa untuk menunjukkan bahwa dia dapat mebuat suatu sintesis
baru atau penerapan pengetahuan yang sudah ada, dan melaporkannya secara
tertulis.Disertasi dijadikan syarat kelulusan di program S-3 dengan
maksud memberikan kesempatan kepda mahasiswa untuk menunjukkana bahwa
dia memahami (mengikuti) perkembangan mutakhir pengetahuan ilmiah di
bidang ilmunya dan memberikan sumbangan pada perkembangan ilmu itu
melalui penemuan baru yang orisinal yang dilaporkannya secara tertulis (http://www.pendidikanislam.net/index.php/untuk-siswa-a-mahasiswa/40-penelitian/60-skripsi-apakah-itu).
Pada dasarnya skripsi mahasiswa S1 merupakan ajang latihan bagi
mahasiswa untuk melakukan penelitian secara obyektif. Oleh karena baru
pertama sekali meneliti maka mahasiswa S1 ini sangat membutuhkan
bimbingan dosen agar tidak melakukan kesalahan fatal yang menyebabkan
mereka harus mengulang. Tesis S2 merupakan ajang peningkatan kemampuan
mahasiswa dalam meneliti dan diharapkan mahasiswa sudah mampu meneliti
dengan bimbingan yang minimal dari dosen. Desertasi S3 merupakan
pembuktian kemampuan mahasiswa S3 dalam meneliti secara mandiri.
Secara sederhana, skripsi itu menjawab apa, tesis menjawab
apa dan mengapa, Dan disertasi itu menjawab apa, mengapa dan bagaimana.
Contoh tentang penelitian daun katuk dalam menurunkan kolesterol telur.
Skripsi hanya menjawab pertanyaan apakah daun katuk menurunkan
kolesterol telur? Tesis itu menjawab dua pertanyaan, yaitu a) apakah
daun katuk menurunkan kolesterol telur dan; b) mengapa daun katuk
menurunkan kolesterol. Disertasi menjawab 3 pertanyaan, yaitu: a) apakah
daun katuk menurunkan kolesterol telur?; b) mengapa daun katuk
menurunkan kolesterol telur? Dan; c) bagaimana cara (mekanisme) daun
katuk menurunkan kolesterol telur?
Seringkali dosen pembimbing lupa akan hal tersebut, sehingga sering
meminta mahasiswa meneliti lebih dari seharusnya. Apa alasannya?
Pertama, mungkin dikarenakan ketidaktahuannya dan pengalamannya sebagai
mahasiswa dulu juga seperti itu. Sebagai contoh, dosen pembimbing
meminta mahasiswa S1 untuk menjawab selain apa juga mengapa. Kedua,
dosen pembimbing sudah tahu hal ini tetapi dikarenakan ia menginginkan
data penelitian lebih, maka ia memaksakannya pada mahasiswa
bimbingannya. Mungkin sang dosen bermaksud data tersebut akan
dipublikasikan dimana ia sebagai penulis utamanya. Mungkin juga dosen
mempunyai alasan yang lain.
Apapun alasannya, sesungguhnya dosen tidak dibenarkan untuk memaksa
mahasiswa di luar ketentuan atau kesepakatan yang berlaku. Jika
menginginkan data yang lebih akurat dan lebih banyak untuk menjawab
permasalahan yang ada, maka sebaiknya dosen membuat proposal penelitian
sendiri dan mengajukannya ke Dikti atau ke penyandang dana lainnya. Ia
harus berkompetisi untuk memperoleh dana penelitian.
Tabel 1. Perbedaan Umum antara Skripsi, Tesis dan DisertasiNo | Aspek | Skripsi | Tesis | Disertasi |
1 | Jenjang | S1 | S2 | S3 (tertinggi) |
2 | Permasalahan | Dapat diangkat dari pengalaman empirik, tidak mendalam | Diangkat dari pengalaman empirik, dan teoritik, bersifat mendalam | Diangkat dari kajian teoritik yang didukung fakta empirik, bersifat sangat mendalam |
3 | Kemandirian penulis | 60% peran penulis, 40% pembimbing | 80% peran penulis, 20% pembimbing | 90% peran penulis, 10% pembimbing |
4 | Bobot Ilmiah | Rendah – sedang | Sedang – tinggi. Pendalaman / pengembangan terhadap teori dan penelitian yang ada | Tinggi, Tertinggi dibidang akademik. Diwajibkan mencari terobosan dan teori baru dalam bidang ilmu pengetahuan |
5 | Pemaparan | Dominan deskriptif | Deskriptif dan Analitis | Dominan analitis |
6 | Model Analisis | Rendah – sedang | Sedang – tinggi | Tinggi |
7 | Jumlah rumusan masalah | Sekitar 1-2 | Minimal 3 | Lebih dari 3 |
8 | Metode / Uji statistik | Biasanya memakai uji Kualitatif / Uji deskriptif, Uji statistik parametrik (uji 1 pihak, 2 pihak), atau Statistik non parametrik (test binomial, Chi kuadrat, run test), uji hipotesis komparatif, uji hipotesis asosiatif, Korelasi, Regresi, Uji beda, Uji Chi Square, dll | Biasanya memakai uji Kualitatif lanjut / regresi ganda, atau korelasi ganda, mulitivariate, multivariate lanjutan (regresi dummy, data panel, persamaan simultan, regresi logistic, Log linier analisis, ekonometrika static & dinamik, time series ekonometrik) Path analysis, SEM | Sama dengan tesis dengan metode lebih kompleks, berbobot yang bertujuan mencari terobosan dan teori baru dalam bidang ilmu pengetahuan |
9 | Jenjang Pembimbing/ Penguji | Minimal Magister | Minimal Doktor dan Magister yang berpengalaman | Minimal Profesor dan Doktor yang berpengalaman |
10 | Orisinalitas penelitian | Bisa replika penelitian orang lain, tempat kasus berbeda | Mengutamakan orisinalitas | Harus orisinil |
11 | Penemuan hal-hal yang baru | Tidak harus | Diutamakan | Diharuskan |
12 | Publikasi hasil penelitian | Kampus Internal dan disarankan nasional | Minimal Nasional | Nasional dan Internasional |
13 | Jumlah rujukan / daftar pustaka | Minimal 20 | Minimal 40 | Minimal 60 |
14 | Metode / Program statistik yang biasa digunakan | Kualitatif / Manual, Excel, SPSS dll | Kualitatif lanjut / SPSS, Eview, Lisrel, Amos dll | Kualitatif lanjut / SPSS, Eview, Lisrel, Amos dll |
Baca Juga Artikel Menarik Lainnya :
news
- Deskripsi Bentuk Fisik Tumpukan Uang 1 juta, milliar, triliun U$ dollar
- Cara Daftar Paket Internet Simpati Loop 6gb, 12gb, 16gb 2016
- Teknologi Drone adalah Teknologi Baru
- Orang-orang Ini Pilih Hidup Sederhana Padahal Kaya dan Terkenal
- Cara Reset Password (Passcode) iPhone
- Tutorial Factory Reset Pada iPhone 6 dan iPhone 6 Plus 2016
- Spesifikasi Mobil Lamborghini Veneno Roadster dan Kisaran Harga
- Harga Samsung Galaxy Note 5, Ponsel Tercepat Ram 4GB
- Daftar Harga HP Samsung Android Terbaru April 2015
- Teori Nilai Tambah
- MAKALAH EKONOMI PEMBANGUNAN TENTANG PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH PERTANIAN DAN INDUSTRI
- Mobil Penakluk Hati Wanita
- Batu Cincin Akik Termahal Dan Populer
- Lamborghini Klasik Puluhan Miliar Ditemukan 'Terdampar' di Garasi Tua!
- Spesifikasi dan Harga Apple iPhone 6 Terbaru Februari 2015
- Harga Xiaomi Mi4 Di Indonesia dan Spesifikasinya
- Xiaomi Redmi 1S Spesifikasi Harga, Smartphone Terbaru 1.5 Jutaan
- Harga Asus Zenfone 6, Berspesifikasi Cpu Intel Atom
- Harga Asus FonePad 7 FE170CG Terbaru Januari 2015
- MAN OF THE MATCH Korea Selatan 1-2 Australia: Massimo Luongo
- Hot SPG ADV-1 Wheels 2015
- Bos Cantik Bagi-Bagi Mobil Mewah untuk Karyawannya
- 'Mainan' Bernilai Miliaran Milik Petinju Kelas Dunia
- Model Cantik Ini Trauma Pakai Manual
articles
- Artikel tentang Ekonomi Perkotaan
- Artikel Lengkap tentang Valuta Asing
- Artikel tentang Aliran Monetaris
- Makalah tentang Ekonomi Internasional
- Contoh Makalah tentang Korupsi
- Sebelum Memutuskan S2, Informasi Seputar Magister ini Mungkin Bermanfaat?
- Artikel tentang Pemahaman Inflasi
- Cara Mendaftar di Tokobagus terbaru 2013
- Spesifikasi Mobil Honda All New Civic 2013
- 3 Situs Sosial Terpopuler di Indonesia
- Sejarah Pemikiran Ekonomi Neoklasik
- Artikel Tentang Sejarah Pemikiran Ekonomi Kaum Klasik
- Artikel Tentang Pasar Input
- Artikel Tentang Uang
- Tips dan Cara Menjadi Pengusaha yang Sukses
- Cara Mendaftar/Registrasi Paket Blackberry Full Service 3 / Three
- Cara Mendaftar/Registrasi Paket Internet Smartfren Connex
- Cara mendaftar Blackberry Full Services IM3/Indosat
- Cara Daftar Paket BlackBerry(r) On Demand Gaul
- Mobil Alphard new 3,5G dan Spesifikasinya Terbaru
- Internet HotRod 3G+ Triple Kuota XL dan Cara Daftar/ Registrasinya
- Artikel Perdagangan Bebas
- Artikel Pasar Persaingan Sempurna
- Artikel tentang Koperasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar